BANDUNG, 29 OKTOBER 2024 – Pusat Kajian Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata (EKKIP) LPPM UPI berkolaborasi dengan Asosiasi Kajian Budaya Indonesia menyelenggarakan seminar internasional dalam rangka memperingati 1 tahun terbentuknya AKBI serta bentuk kepedulian terhadap sektor seni, budaya, industri kreatif dan pariwisata yang bisa saling berkaitan. Selain itu, kegiatan ini ingin memberikan penguatan teoritis mengenai kajian budaya, ekonomi kreatif, dan industri pariwiata serta penerapannya di lapangan hingga terjalinnya kerjasama antar intitusi yang bergerak di bidang kajian budaya, ekonomi kreatif, kewirausahaan, serta industri pariwisata. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2024 di Auditorium LPPM UPI serta Zoom Conference. Tema utama yang diangkat adalah “The Commodification of Culture and Tourism in the Era of Global Disruption” dengan beberapa skema seperti Art and Cultural Diplomacy, Cultural Identity, Creative Economy and Industry, Tourism Innovation, hingga Cultural Tourism.
Yuliawan Kasmahidayat selaku Kepala Pusat Kajian EKKIP sekaligus Ketua Dewan Pengurus AKBI membuka kegiatan ini dengan ucapan terima kasih kepada seluruh narasumber dan presenter paralel yang telah mensumbangsihkan karya tulis untuk dipresentasikan dalam kegiatan ini. Sementara, Ketua LPPM UPI, Dadang Sunendar mengaku sangat terkesan dengan adanya kegiatan ini yang menjadi ajang silaturahmi hingga jembatan kolaborasi riset maupun pengabdian antar institusi di bidang budaya dan pariwisata. Hal ini tentu sejalan dengan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yang memang mengharapkan adanya kolaborasi lanjutan antar institusi peserta maupun narasumber itu sendiri.
Kegiatan ini diisi oleh pematerian mengenai bidang budaya dan pariwisata yang mendatangkan beberapa narasumber seperti Prof. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., Ph.D. (Koorpodi Kajian Budaya Universitas Udayana), Dr. Cecep Ucu Rakhman, M.M. (Ketua LPPM Politeknik Pariwisata NHI Bandung), Pdt. Dr. Saortua Marbun, S.Th., M.A., M.M. (Dosen Magister Manajemen Universitas Triatma Mulya), Dr. Evelyn Yang (S3 Kajian Budaya / Hankuk University Korea), dan juga Rob Hammink (Founder and Chairman Art in Motion, Netherland). Pemaparan oleh Cecep Ucu menjabarkan mengenai Komodifikasi Budaya untuk Pariwisata yang lebih merujuk kepada masyarakat Waluran Mandiri dengan budidaya Hanjeli. Sementara itu, Saortua Marbun yang membahas mengenai Balancing Authenticity, Sustainability, and Ethical Practices Amidst Disruption disampaikan secara lugas di hadapan para audiens seminar.
Pemaparan Narasumber 1, Cecep Ucu
Pemaparan Narasumber 2, Saortua Marbun
Sementara tiga narasumber lainnya menyampaikan materi nya melalui ZOOM Conference karena keterbatasan jarak dan waktu sehingga belum berkesempatan untuk berbagi ilmu secara langsung di Bandung. Materi mengenai Traditional Balinese Social Hierarchy in an Unfinished Novel ‘Travelling to Sasak’ disampaikan oleh I Nyoman Darma Putra sebagai ahli dalam bidang kajian budaya terutama di wilayah Bali. Narasumber internasional dalam kegiatan ini menyampaikan mengenai Budaya Korea Refleksi Film Oscar : Film Parasite yang disampaikan oleh Evelyn Yang dari Korea Selatan dan Art in Motion oleh Rob Hammink dari Belanda. Mereka sama-sama menjelaskan materi tentang seni dan budaya di negara asal mereka dan dikaitkan dengan kolaborasi kegiatan yang pernah mereka lakukan pula di Indonesia.
Pemaparan Narasumber 3, I Nyoman Darma Putra
Pemaparan Narasumber 4, Evelyn Yang
Pemaparan Narasumber 5, Rob Hammink
Masih dalam rangkaian kegiatan, terdapat 14 presenter paralel yang mempresentasikan hasil pemikiran nya dalam bentuk karya tulis ilmiah. Hasil karya ini nantinya akan dipublikasikan dalam bentuk prosiding ataupun bookchapter. Mereka mempresentasikan materi dari beberapa skema yang dibagi menjadi tiga sesi. Keempat belas presenter tersebut yakni : (1) Alika Nuri Kostarina dari Universitas Pendidikan Indonesia; (2) Arif Budi Wurianto dari Universitas Muhammadiyah Malang; (3) Hasanuddin dari Universitas Andalas; (4) Heni Komalasari dari Universitas Pendidikan Indonesia; (5) I Ketut Surata dari Politeknik Pariwisata Bali; (6) I Wayan Dana dari ISI Yogyakarta; (7) Ida Ayu Tary Puspa dari UHN IGB Sugriwa Denpasar; (8) Ivan Robert Bernadus Kaunang dari Universitas Sam Ratulangi; (9) Nursilah dari Universitas Negeri Jakarta; (10) Ni Made Sinarsari dari UHN IGB Sugriwa Denpasar; (11) Sri Hartiningsih dari Universitas Muhammadiyah Malang; (12) Syafril dari Universitas Andalas; (13) Yosabah Zahro dari Universitas Brawijaya; dan (14) Yustina Devi Ardhiani dari Universitas Sanata Dharma.
Kepala Pusat EKKIP sekaligus Ketua Dewan Pengurus AKBI, Yuliawan Kasmahidayat berharap setelah kegiatan ini selesai dilaksanakan, kedepan dapat terselenggaranya pula kegiatan-kegiatan serupa di daerah lain seperti Padang, Kendari, Manado, Yogyakarta, Malang, maupun Bali yang merupakan cikal bakal terbentuknya AKBI itu sendiri. Kegiatan kolaborasi seperti ini tentu akan mendorong lahirnya ide-ide baru serta kontribusi nyata EKKIP dan AKBI dalam roda perjalanan kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia.
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud, 2024